Senin, 22 November 2010

PostHeaderIcon trai and factor



TUGAS KELOMPOK
                                           Trait & Faktor
GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
TEORI TEKNIK KONSELOR




 








Disusun Oleh :
1.      Agung S                     (08110353)
2.      Desti Ria Ayu K        (08110376)
3.      Deny Wurika             (08110361)
4.      Jefri Imam S              (08110062)


IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

2010



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyalesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teori tehnik konselor .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang,       September 2010











i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………..............  i
Dartar isi …………………………………………………………................... ii
Bab I : Pendahuluan
A.    Latar Belakang .............................................................................. 1
B.   Rumusan Masalah ......................................................................... 1
Bab II : Pembahasan
a. Pengertian Konseling Trait & Faktor …………………………………….. 2
b. Bagaimana Pandangan terhadap hakikat manusia ?.................................... 2
c.       Hubungan konseling ……………………………………………………. 3
4. Proses konseling Trait & Faktor …………………………………………. 3
      5. Teknik-teknik konseling Trait & Faktor …………………………………. 6
6. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahannya ? …………………………….. 8
Bab III : Penutup
A.    Kesimpulan …………………………………………………….. 9
Daftar Pustaka .............................................................................................. 10










ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sebagai seorang guru pembimbing di sekolah hendaknya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada semua siswa-siswinya, terutama saat memberikan layanan konseling individual. Dalam layanan konseling individual seorang guru pembimbing tidak hanya sebatas memberikan nasehat-nasehat atau saran kepada siswa-siswi yang bermasalah akan tetapi juga menekankan aspek pemahaman diri siswa, menjadi sahabat siswa untuk bersedia mendengarkan curahan isi hatinya, mencari tahu sebab-sebab permasalahan yang dihadapinya dan membantu memecahkan masalahnya tersebut sampai selesai.

         Tentunya persoalan ini bukanlah persoalan yang mudah. Karenanya seorang guru pembimbing dituntut untuk memiliki berbagai macam keterampilan agar ia dapat menjalankan    profesinya       secaraprofesional. Upaya untuk melaksanakan konseling individual dimulai dari tahap pertama yaitu identifikasi kasus sampai tahap akhir (follow up). Ada banyak sekali model-model konseling yang dapat digunakan dalam pelaksanaan konseling individual, salah satunya aaalah model pendekatan konseling trait and faktor yang akan diuraikan pada makalah ini.



B.   Rumusan Masalah
1. Pengertian Konseling Trait & Faktor
2. Bagaimana Pandangan terhadap hakikat manusia?
3.      Hubungan konseling
4. Proses konseling Trait & Faktor
      5. Teknik-teknik konseling Trait & Faktor
6. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahannya?







1
                                                                    BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konseling Trait & Faktor
Yang dimaksud dengan trait adalah suatu cirri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan dan berperilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berperilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah.
Teori Trait & factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah cirri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.Konseling trait & factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk meanalisis atau mendianosis seseorang mengenai cirri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu progam studi.
Dan juga istilah konseling trait & factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekan pemahaman diri melelui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dan memcahkan beraneka problem yang dihadapi , terutama yang menyangkut pilihan progam studi/bidang pekerjaan.
B. Pandangan terhadap hakikat manusia.
Ada delapan hal yang dapat disimpulkan tentang manusia tentang pandangan trait and factor yaitu:
  1. Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk, tetapi sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkunganya.
  2. Manusia bergantung dan hanya berkembang secara optimal di tengah-tengah masyarakat. Manusia memerlukan manusia lain dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dicapai dalam hubungannya dan atau dengan bantuan orang lain. Manusia tak dahap hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
  3. Manusia selalu ingin mencapai kehidupan yang baik. Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi memerlukan keperdulian setiap orang.



2
  1. Manusia banyak berhadapan dengan pengintrokdusi konsep hidup  yang baik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
  2. Hubungan manusia yang berkaitan erat dengan konsep alam semesta. Dua kemungkinan yang bakal terjadi adalah (1) manusia manyendiri dalam ketidakramahan alam semesta, atau (2) alam semesta menjadi sahabat yang menyenangkan atau menguntyungkan bagi individu dan perkembangannya.
  3. Manusia merupakan individu yang unik.
  4. Manusia memiliki cirri-ciri yang bersifat umum.
  5. Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan dan lingkungannya.
C.Hubungan konseling
Konseling trait and factor ditandai dengan cirri-ciri situasi hubungan sebagai berikut:
1. Konseling merupakan thinking relationship yang lebih menekan peranan      berpikir rasional walaupun tidak sama sekali meninggalkan aspek emosional.
2. Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi,  akrab, dan empatik.
3.   Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun development.
4. Setiap pihak, konselor dan kn, melakukan peranannya secara professional.
D. Proses konseling
            Konseling berlangsung dalam enam tahap pokok sebagai berikut;
1.      Analisis
Analisis merupakan langkah awal konseling trait and factor yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang latar kehidupannya. Tujuan dari pengumpulan data adlah untuk memperoleh pemahaman tentang diri konseli sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan dating.
Wiliamsom mengemukakan enam alat untuk mengumpulkan data, yaitu catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.


3
2.      Sintesis.
Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolong-golongkan, serta meng hubung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi konseli. Gambaran kelebihan dan kelemahan konseli akan dilukiskan pada tahap ini.
3.      Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah menarik simpulan logis mengenal masalah yang dihadapi konseli atas dasar gambaran pribadi konseli hasil anasis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan yaitu: a. identifikasi masalah, b. merumuskan sumber-sumber penyebab masalah ( etimologi ), dan sekaligus melakukan c. prognosis ( = tahap empat proses konseling).
b.      Identifikasi masalah
Pada langkah ini ditemukan masalah yang dialami konseli. Penentuan macam masalah didasarkan pada pengkateorian masalah. Identifikasi masalah ini merupakan langkah penentuan hakikat masalah yang sebenarnya. Masalah yang diidentifikasikan mungkin lebih satu. Berdasarkan pertimbangan tertentu (waktu) konselor dapat membuat kesepakatan tentang pembahasan topic.
c.       Memukan sebab-sebab (etiologi)
langkah ini merupakan langkah mencari sumber timbulnya masalah. Ada dua sumber masalah, yakni sumber internal dan eksternal. Kegiatan pada tahap ini mencakup pencarian hubungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang yang mungkim menuntut kita untuk memahami sebab-sebab dari gejala.
c.  Prognosis.
Wiliamsom menyatakan bahwa prognosis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada. Sebagai contoh, jika konseli intelegensinya rendah, maka ia akan rendah pula prestasi belajarnya; jika ia tidak berminat pda suatu tugas/pekerjaan, maka ia akan gagal memeperoleh kepuasan dalam bidang kerja tersebut; jika klien rendah bakatnya dibidang mekanik, maka ia kemungkinan besar ia akan gagal studi pada program studi mekanik mesin.

4
4.  Konseling
      Konseling dapat dipandang sebagi keseluruhan proses pemberian bantuan, dapat juga dipandang sebagi salah satu tahap proses konseling. Konseling dipandang sebagai salah satu tahap berarti pada hakikatnya tahap-tahap sebelumnya, yaitu analisis sintesis, diagnosis, dan prognosis, dapat dilakukan konselor sebelum konseling. Pada tahap konseling dilakukan pengembangan alternative pemecahan masalah, pengujian alternative, dan pengambilan keputusan.
a.  Pengembangan alternative masalah
      Pada hakikatnya konseling dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar dari masalahyang dihadapi konseli. Beberapa strategi yang dapat ditempuh dalam pengembangan alternative diatas;
1)      Forcing conformiti (penyesuaian yang dipaksakan)
Suatu saat konseli dihadapkan pada posisi yang tidak mangenakan. Pada suatu sisi ia harus melaksanakan tugas-tugas hidup, sementara pada sisi yang lain ia tidak senang untuk melaksanakannya. Pada posisi demikian ini, apabila ingin  mencapai tujuan hidupnya ia harus melakukan pilihannya.
2)      Mengubah sikap. Dalam berbagai kasus masalah konseli dapat diselesaikan melalui mengubah sikap-sikap yang ditampilkan selama ini, yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah yang dialami konseli. Sebagai contoh,seorang siswa,mengalami masalah pergaulan dengan teman disekolah karena ia dipandang sombong.Sebetulnya konseli menginginkan banyak teman. Oleh karenaitu konseli harus mengubah sikap-sikap yang tidak disukai teman.
3)      Belajar ketranpilan yang dibutuhkan. Banyak konseli yang gagal mencapai tujuan karena ia tidak terampil. Contohnya konseli tidak memiliki teman akrab karena ia tidak termpil memulai pembicaraannya, ia tidak memiliki rasa humor, ia tidak dapat respon pendapat taman secara memadai.
4)      Memilih lingkungan yang tepat. Dalam keadaan tertentu perubahan sikap dan perilaku konseli sangat sulit dilakukan karena lingkungan yang tidak memungkinkan untuk melakukan perilaku-perilaku yang dikenhendaki.
5)      Mengubah lingkungan. Beberapa masalah timbul karena lingkungan yang baik mendukung. Misalnya mahasiswa kos menempati kamar dan sekaligus ruang belajaj yang berantakan. Untuk belajar yang nyaman, ruang belajar yang sekaligus kamar tdur ditata sedemikian rupa.
5
b. Penguji alternative pemecahan masalah
Untuk menentukan alternative yang akan diimplementasikan perlu diuji kelebihan dan kelamahan, keuntungan dan kerugian, factor-faktor pendukung dan penghambat apabila altrnatif tersebut dilaksanakan.
c.  Pengambilan keputusan
Alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang telah diuji ditentukan mana yang akan dilaksanakan. Untuk harus itu dipertimbangkan ketepatan alternative dengan masalah konseli, manfaat alternative bagi konseli dan feabilitas (kemungkinan dilaksanakan) alternative yang dipilih.
5. Follow up
           Follow up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari alternative yang dipilih untuk dikembangkan dantindak lanjut dari alternative yang telah dilaksanakan dilapangan.
E. Teknik-teknik konseling
         Pendekatan Trait and factor mengakui adanya perbedaan-perbedaan individu sehingga dalam konseling tidak ada teknik-teknik tertentu yang cocok untuk semua orang. Pola konseling hanya berlaku untuk seorang konseli, tidak untuk konseli-konseli lainya . Tidak ada satu teknik yang cocok untuk semua konseli dengan masalahnya ; sebaliknya salah satu maslah tidak dapat diselesaikan dengan teknik yang sama untuk konseli yang berbeda. Oleh karena itu dalam konseling dituntut fleksibel teknik.
               Williamson mengemukakan lima teknik dasar yang telah dikembangkan dan konselor           perlu melakukan       moditifikasi-modifikasi           dalam mengaplikasikannya di lapangan. Kelima teknik tersebut sebagai berikut:
1.      Establishing rapport (menciptakan hubangan baik).
         Untuk membangun hubungan yang baik konselor perlu menciptakan suasana yang hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi yang mengancam. Hubungan yang baik diperlukan dalam konseling namun tidak mencukupi bagi terjadinya perubahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan hubungan baik, antara lain: 1) reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi; 2) penghargaan dan perhatian konselor; dan 3) kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia. Teknik ini hendaknya menjadi pusat perhatian sejak awal konseling.


6
2.      Cultivating self-understanding (mempertajam pemahaman diri)
               Konselor membantu konseli untuk lebih memahami diri yang meliputi segala kelebihan dan kekurangannya. Selanjutnya kosenseli dibantu untuk mengatasi kekurangan dengan memanfaatkan kelebihannya. Sehubungan dengan itu dapat dimengerti bila konselor harus menginterprestasikan data, termasuk data testing. Teknik harus menjadi perhatian utama konselor pada tahap analisis, sintesis, dan diagnisis.
3.       Advising or planning aprogram of action (Menyarankan atau merencanakan progam tindakan)
Setelah membantu konseli mengenal dirinya, tugas konselor adalah membantu konseli merencanakan program tindakan. Oleh karena pemahaman konselor yang relative terbatas, maka dalam mengembangkan alternative pemecahan masalah konselor tidak selalu menggunakan saran langsung. Saran yang dapat diberikan konselor adalah sebagai berikut:
a.       Saran langsung, dimana konselor scara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.Saran ini dapat dipergunakan bagi konseli yang berpegang teguh pada pilihan atau kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli itu akan membawa kegagalan bagi sendirinya bagi dirinaya.
b.      Saran persuasif Dimana konselor  menunjukan pilihan yang pasti secara jelas. Konselor menata bukti-bukti sacara logis dan beralasan sehingga konseli melihat alternative tindakan yang mungkin dilakukaanya.
c.       Saran eksplantori, merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati-hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostic dan menunjukan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli. Metode ini merupakan pemikiran yang hati-hati dan mendetil tentang implikasi data individu.
         4. Carrying out the plan (melaksanakan rencana)
         Rencana program tindakan yang telah dibuat diuji kelebihan dan kekurangannya diikuti dengan pengambilan keputusan oleh konseli. Rencana yang diputuskan untuk dipilih dapat disertai saran-saran terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rencana yang telah dipilih tersebut.


7
5. Referal
         Tidak semua masalah konseli dapat dibantu oleh konselor karena keterbatasan kemampuan konselor. Bila terjadi demikian, hendaknya konselor mengirimkan konseli kepada pihak lain (orang/lembaga) yang lebih berwenang. Misalnya dalam penggunaan tes psikologis. Konselor tidak direkomendasi untuk mengadministrasikan tes-tes proyektif. Bila memerlukan data kepribadian yang mendalam, konselor hendaknya mengirimkan konseli kepihak lain yang lebih berkopeten untuk menangani tes proyeksi, yaitu ahli psikologi.
F. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
Adapun kontribusi yang diberikan teori ini adalah :
1.  Teori dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2. Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya            perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan.
3. Penekanan yang diberikan pada diagnosa mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya.
4. Penekanan pada aspek kognitf merupakan upaya menyaimbangkan pandangan lain yang lebih menekan afektif atau emosional.
       Kelemahan
Adapun kelemahan konseling trait & factor
1. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan   aneka nilai budaya (cultural values) , nilai-nilai kehidupan (personal values),dan cita-cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development) serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational choice).
2. Kurang perhatiaan peran keluarga dekat yang ikut mempengaruhi rangkaian piliahan anak dengan cara mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga: tuntutan mengingat ekonomi keluarga serta keterbatasan yank konkrit dalam kemampuan financial dan sebagainya.
3. Kurang perhatiannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4. Kurang disadari bahwa konsstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses disuatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.

8
5. Pola cirri-cri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi sesorang, karena orang dari berbagai pola cirri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.

                                  
                                        BAB III
                                      PENUTUP
Kesimpulan
Konseling trait & factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk meanalisis atau mendianosis seseorang mengenai cirri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu progam studi. Konseling merupakan suatu proses interaktif yang ditandai oleh suatu hubungan unik antara guru pembimbing dan siswa yang mendorong kearah perubahan siswa di dalam satu atau lebih.

     
  













9
Daftar Pustaka
Rosjidan. 2003. Konseling Trait & Faktor: Teori dan praktik Penggunaan Tes. Makalah disajikan dalam Pelatihan Sertifikat Tes Bagi konselor Pendidikan angkatan VI, Malang.
Shertzer, B.& Stone, S.C. 1981. Fundamentals of Guidance. Boston: Houghton Miffin Company.
Surya, M. 2003 Teori-teori konseling. Bandung: Pustaka Bani Quaraisy.





















10

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

About Me

Pengikut

Daftar Blog Saya

Download Now

welcome to my blog friends, pengen lebih tahu tentang saya kalian bisa baca catatan dan semua hal diblog ini, karena buat saya belajar itu tidak harus disekolah, dikampus, atau diperpusatakaan, tapi bisa berasal dari mana saja....

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

KOnselor

KOnselor
minat saya

Harry's Pics

Recent Comments

Popular Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Google Website Translator Gadget